Selasa, 15 September 2009

Pemkot Tuntut Kontraktor Pedestrian Bertanggung Jawab Soal Pohon Roboh di Jalan Raya Darmo

[ Selasa, 15 September 2009 ]


SURABAYA - ''Tuntuten rekanane (tuntut saja rekanannya, Red), Rek. Jangan saya.'' Itulah ucapan Wali Kota Bambang Dwi Hartono soal pertanggungjawaban tragedi pohon roboh di Jalan Raya Darmo, Sabtu (12/9) dan Minggu (13/9). Menurut dia, dua pohon sono itu tumbang karena kesalahan kontraktor yang menggarap trotoar atau jalur pejalan kaki (pedestrian way).

Bambang menjelaskan, sejak Jumat malam (11/9), sejatinya dirinya sudah tahu kesalahan kontraktor tersebut. Kala itu, dia memang melintas di Raya Darmo. Bambang menyaksikan pekerja sedang memotong akar pohon. ''Sudah saya ingatkan. Kalau akarnya dipotong habis, iso rubuh,'' ungkapnya seusai memimpin apel kesiapan Lebaran di Taman Surya kemarin (14/9).

Setelah menegur pekerja, Bambang langsung mengontak Kepala Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum (PJU) Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Aminuddin serta Kepala DKP Hidayat Syah. Dua pejabat dinas itu diminta memperhatikan pohon. Sebab, Bambang sudah mengira pohon tersebut bakal roboh.

Karena itu, pejabat politik asal PDIP tersebut meminta agar kontraktor bertanggung jawab. Sebab, tumbangnya pohon sudah jelas karena kesalahan kontraktor. ''Kalau sejak awal dikasih kayu penyangga, pohon pasti tidak roboh,'' tegasnya.

Pemkot memang sudah mengurus biaya perawatan korban. Namun, itu akan dibebankan kepada rekanan. Mereka yang kendaraannya rusak karena kejadian itu juga disarankan menuntut ke kontraktor.

Ke depan, suami Dyah Katarina tersebut meminta agar proyek trotoar itu tak merusak penghijauan.

Dia mencontohkan penataan di Jalan Blauran dan Jalan Embong Malang. Di tempat tersebut, pengaturan pohon sudah tepat. ''Jarak antarpohon tidak terlalu dekat, sehingga tidak berbahaya,'' jelasnya.

Menanggapi pernyataan Bambang, PT Putra Negara sebagai kontraktor pengerjaan jalur pedestrian mengatakan siap mengganti kerugian. Hal itu diungkapkan Heri Achmady, project manager PT Putra Negara.

Walau menyatakan belum melakukan klarifikasi dengan dinas bina marga dan pematusan (DBMP), Heri mengatakan siap memenuhi permintaan wali kota. "Kalau pemimpin tertinggi Surabaya sudah minta seperti itu, ya kita siap saja," ujar Heri kemarin (14/9).

Rencananya, hari ini PT Putra Negara melakukan koordinasi dan klarifikasi pada DBMP. Mereka ingin melakukan cross check di TKP. ''Bukan cari kambing hitam, lho,'' terangnya.

Soal musibah tersebut, dia mengatakan apes. Sebab, dia merasa bahwa secara teknis, yang dilakukan timnya telah sesuai prosedur. Itu sama seperti mereka menggarap jalur jalur pedestrian (pejalan kaki) di sisi barat Jalan Raya Darmo, Jalan Sulawesi, dan Jalan Sumatera.

Sementara itu, DPRD Surabaya mendukung niat pemkot yang ingin mengur pelaksana proyek. ''Supaya tidak terjadi terus. Masak proyek bertentangan dengan semangat penghijauan kota. Itu kan nggak benar,'' ujar Agus Sudarsono, anggota Fraksi Golkar.

Kegeraman itu selaras dengan yang dirasakan Sachiroel Alim Anwar dari Partai Demokrat. Sebab, pemkot telah menggelontorkan uang sangat banyak untuk memelihara taman dan jalur hijau tersebut. Tahun ini nilainya Rp 11 miliar lebih, tahun depan Rp 12 miliar lebih.

Di bagian lain, pemerhati lingkungan juga mengeluhkan tumbangnya pohon-pohon di Jalan Darmo. Mereka mempertanyakan komitmen sekaligus aplikasi pemkot terhadap produk peraturan yang telah mereka buat. ''Sebab, pemkot telah membuat perda tentang pemanfaatan dan perlindungan tumbuhan serta satwa di Surabaya,'' kata Suparto Wijoyo, doktor hukum lingkungan dari Universitas Airlangga.

Apalagi, selama ini pemkot memiliki banyak program lingkungan. Mulai pembangunan taman, penanaman pohon untuk paru-paru kota, sampai program green and clean. Dia menyayangkan semua program itu rusak oleh proyek jalur pedestrian. ''Ini namanya amnesia ekologis,'' ucapnya.

Tebang 21 Pohon Sono Berbahaya

Dinas kebersihan dan pertamanan (DKP) tak mau kecolongan lagi. Dinas tersebut menebang 16 pohon yang dianggap berbahaya dan berpotensi roboh. Itu dilakukan pada Senin dini hari.

Untuk itu, mereka menutup ruas Jl Darmo, mulai simpang tiga Pasar Keputran hingga simpang empat Polisi Istimewa. ''Akan kita pangkas habis. Karena itu, jalan harus ditutup agar kami bisa bekerja dengan cepat dan aman,'' ujar Kabid Pertamanan dan PJU DKP Aminuddin.

Cara pangkas habis dipilih karena usia pohon tua dan kondisi tanahnya tak memungkinkan. ''Sekalian menata ulang pohon diruas Jl Darmo,'' terangnya.

Ke depan, pohon-pohon yang telah ditebang itu akan diganti dengan pohon baru. Pilihannya jatuh pada trembesi yang memiliki kerindangan dan bisa tumbuh dengan cepat dalam empat tahun. Selain itu, DKP akan memvariasi dengan menanam pohon yang memiliki bunga.

Penanaman pohon tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat. Bahkan, beberapa malam ini DKP langsung menentukan titik tanam. Untuk pohon trembesi, pemasangan akan dilakukan dengan jarak setiap 20 meter. ''Skenarionya, pohon lingkungan di Jl Darmo akan menjadi lebih baik, meski membutuhkan waktu,'' jelasnya.

Selain menebang, DKP akan memantau pohon lainnya yang termasuk dalam proyek jelur pedestrian. Sebab, bukan tidak mungkin tumbangnya pohon sono di Jl Darmo terjadi di lokasi lainnya.


dikutip dari : http://www.jawapos.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda di sini